BAB II
BIOGRAFI NOVELIS
A. Biografi Habiburrahman El-Shirazy
Habiburrahman
el-Shirazy lahir di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 30 September 1976 adalah
sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Habiburrahman El-Shirazy adalah
sarjana Al Azhar University Cairo. Founder dan Pengasuh Utama Pesantren
Karya dan Wirausaha BASMALA INDONESIA, yang berkedudukan di Semarang, Jawa
Tengah. Rumahnya terletak di jalan Mutiara Dusun Candiwesi RT/RW l/V Bugel,
Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga Jawa tengah.
Habiburrahman
biasa disapa Kang Abik, pernah mengalami kecelakaan di Sleman yakni tepatnya pada
tanggal 23 Mei 2003 ketika baru pulang mengajar di MAN I Yogyakarta, kaki
kanannya patah. Keadaan inilah yang membuat keluarganya sangat terpukul dan
berduka. Sebagai orang tua dan keluarga tentu sangat khawatir melihat anak
kesayangannya didera penderitaan cacat seumur hidup. Kekhawatiran keluarga tersebut
dengan kasih sayang Allah tidaklah menjadi kenyataan, cobaan hidup tersebut sedikitpun
tidak mengurangi kepribadian, ketawadduan dan kesolehannya. Sebab saat itu bisa
dikatakan ia adalah seorang sarjana dari perguruan tinggi ternama dunia 'al-Azhar
Kairo', sekaligus seorang pria dewasa yang selalu mempatrikan dalam jiwanya
bahwa, tidak ada sebijih jarahpun ciptaan Allah bergerak kecuali atas izinnya,
sehingga apapun yang menimpa seorang hamba tidak lain bertujuan untuk menguji
apakah hamba tersebut tetap beriman atau tidak. Dalam hatinya, tidak ada
sedikitpun rasa cemas karena peristiwa dialami, ia berkeyakinan bahwa semua itu
adalah skenario Allah SWT yang paling indah dan mengagungkan.
Keyakinan inilah yang memantapkan nurani kang Abik dalam mengisi
hari-harinya di dalam kamar yang remang, namun selalu terang dengan pancaran
jiwa tulus dengan dukungan kemantapan spritual ilahiyah. Dalam keadaan yang
hampir tak berdaya itu, ia meraih bolpoin dan secarik kertas dengan mantap
mengucapkan hismillaahirrahmaanirrahiim, merajut ayat demi ayat AAC,
imajinasi, fikiran dan perasaannya mengalir dan mengalir terus bagai aliran
sungai menuju kemuara, terbendung dan menyejukkan.
Habiburrahman
dikenal secara nasional sebagai dai, novelis dan penyair. Beberapa penghargaan
bergengsi berhasil diraihnya, anfara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite
Bookand Writer 2005 dan /BF Award 2006. Tak jarang ia diundang. untuk berbicara
di forum-forum nasional maupun internasional, seperti di Cairo, Kuala Lumpur,
Hongkong, dan lain-lain. Karya-karyanya selalu dinanti khalayak karena dinilai
membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi.
Memulai
pendidikan menengahnya di MTs. Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab
kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan KH. Abdul
Bashir Hamzah. Pada tahun 1992. Ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk
belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun
1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas
Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun
1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The
Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.
Kang
Abik, demikian novelis ini biasa dipanggil adik-adiknya, semasa di SLTA pernah menghasilkan
beberapa karya dan penghargaan yakni :
1.
Menulis teatrikal puisi berjudul Dzikir
Dajjal
2.
Menyutradarai pementasannya bersama
Teater Mbambung di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari Surakarta (1994).
3.
Meraih Juara II lomba menulis artikel
se-MAN I Surakarta (1994).
4.
Menjadi pemenang I dalam lomba baca
puisi relijius tingkat SLTA se-Jateng (diadakan oleh panitia Book Fair’94 dan
ICMI Orwil Jateng di Semarang, 1994).
5.
Pemenang I lomba pidato tingkat remaja
se-eks Keresidenan Surakarta (diadakan oleh Jamaah Masjid Nurul Huda, UNS
Surakarta, 1994).
6.
Pemenang pertama lomba pidato bahasa
Arab se-Jateng dan DIY yang diadakan oleh UMS Surakarta (1994).
7.
Juara I lomba baca puisi Arab tingkat
Nasional yang diadakan oleh IMABA UGM Jogjakarta (1994).
8.
Pernah mengudara di radio JPI Surakarta
selama satu tahun (1994-1995)
9.
Mengisi acara Syharil Quran Setiap
Jumat pagi.
10.
Pemenang terbaik ke-5 dalam lomba KIR
tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh Kanwil P dan K Jateng (1995) dengan
judul tulisan, Analisis Dampak Film Laga Terhadap Kepribadian Remaja.
11.
Peraih Pena Award 2005, The Most
Favorite Book and Writer 2005 dan IBF Award 2006.[1]
Aktifitas kang Abik ketika menempuh studi di Kairo
Mesir tidak lepas dari upaya menorehkan prestasi dan pundi-pundi amal sosial
keilmuan, yakni :
1.
Memimpin kelompok kajian MISYKATI
(Majelis Intensif Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam) di Kairo
(1996-1997).
2.
Menjadi duta Indonesia untuk mengikuti
“Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua” yang diadakan oleh WAMY (The
World Assembly of Moslem Youth) selama sepuluh hari di kota Ismailia, Mesir
(Juli 1996).
3.
Memberikan orasi berjudul تحقيق الأمن و السلام فى العلم
بالإسلام
(Realisasi Keamanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam). Orasi tersebut
terpilih sebagai orasi terbaik kedua dari semua orasi yang disampaikan peserta
perkemahan tersebut.
4.
Aktif pada organisasi Mejelis Sinergi
Kalam (Masika) ICMI Orsat Kairo (1998-2000).
5.
Pernah menjadi koordinator Islam ICMI
Orsat Kairo selama dua periode (1998-2000 dan 2000-2002).
6.
Dijuluki Sastrawan muda, dan dipercayai
duduk dalam Dewan Asaatidz Pesantren Virtual Nahdhatul Ulama yang
berpusat di Kairo.
7.
Memprakarsai berdirinya Forum Lingkar
Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Kairo.
8.
Ketua TIM Kodifikasi dan Editor
Antologi Puisi Negeri Seribu Menara Nafas Peradaban (diterbitkan oleh ICMI
Orsat Kairo).[2]
Setibanya
di tanah air pada pertengahan Oktober 2002, ia diminta ikut mentashih Kamus
Populer Bahasa Arab-Indonesia yang disusun oleh KMNU Mesir dan diterbitkan oleh
Diva Pustaka Jakarta, (Juni 2003). Ia juga diminta menjadi kontributor
penyusunan Ensiklopedi Intelektualisme Pesantren: Potret Tokoh dan
Pemikirannya, (terdiri atas tiga jilid ditebitkan oleh Diva Pustaka Jakarta,
2003).
Antara
tahun 2003-2004, ia mendedikasikan ilmunya di MAN I Jogjakarta. Selanjutnya
sejak tahun 2004 hingga 2006, ia menjadi dosen Lembaga Pengajaran Bahasa Arab
dan Islam Abu Bakar Ash Shiddiq UMS Surakarta. Saat ini ia mendedikasikan
dirinya di dunia dakwah dan pendidikan lewat karya-karyanya dan pesantren Karya
dan Wirausaha Basmala Indonesia bersama adik dan temannya.
B. Karya-karya Habiburrahman El-Shirazy
Karya-karyanya
banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga
seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya dinilai dapat
membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Diantara
karya-karyanya yang telah beredar dipasaran adalah :
1. Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004),
2. Di Atas Sajadah Cinta (kumpulan kisah teladan yang telah disinetronkan di
Trans TV, 2004)
3. Ketika Cinta Berbuah Surga (kumpulan kisah teladan. 2005),
4. Pudarnya Pesona Cleopatra (2005),
5. Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007 Sudah Difilmkan),
6. Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007 Sudah Difilmkan)
7. Dalam Mihrab Cinta (2007).
8. Bumi Cinta (2010).[3]
Kini
sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan
Bulan Madu di Yerussalem.
Karya-karyanya dalam bentuk tulisan Selama di Kairo
adalah :
1.
Naskah drama dan sekaligus stradara
dengan judul : Wa Islama (1999),
2.
Novel Sang Kyai dan Sang Durjana
(gubahan atas karya Dr.Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Alim Wa Thaghiyyah,
2000),
3.
Novel Darah Syuhada (2000).
4.
Artikel Insanniyah fil Islam
dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh Kelompok Kajian
MISYKATI Kairo, 1998).[4]
Beberapa
karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi
Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah
ilahiyah (Era Intermedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam
antologi : Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin
(FBA, 2002), Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dll.
Karya
puisi sebelum
pulang ke Indonesia, di tahun 2002, ia diundang oleh Dewan Bahasa dan Pustaka
Malaysia selama lima hari (1-5 Oktober) untuk membacakan pusinya dalam momen
Kuala Lumpur World Poetry Reading ke-9, bersama penyair-penyair negara lain.
Puisinya dimuat dalam Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Majalah Dewan
Sastera (2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam
dua bahasa, Inggris dan Melayu. Bersama penyair negara lain, puisi kang Abik
juga dimuat kembali dalam Imbauan PPDKL (1986-2002) yang diterbitkan oleh Dewan
Bahasa dan Pustaka Malaysia (2004).
Hasil karyanya yang sangat populer saat ini adalah, novel Ayat-Ayat Cinta
(AAC) dan laku beredar di pasaran, ketika novel ini dibuat dalam bentuk film, telah
menyedot sekitar tiga juta penonton dari seluruh wilayah Nusantara. Dari usia
remaja hingga dewasa, terbukti telah menggemari film tersebut. Tak tanggung-tanggung, banyak orang-orang ternama di negeri ini juga
menonton film tersebut. Sebut saja misalnya Presiden RI SBY, mantan Presiden RI
B.J. Habibie dan Wapres Muhammad Jusuf Kalla. Untuk menonton film tersebut,
masyarakat harus rela berlama-lama antre di gedung bioskop. Sukses itu kemudian
langsung disusul dengan film terbarunya; Ketika Cinta Bertasbih – yang juga
banyak digemari masyarakat penonton.
Dalam versi novelnya, yang menjadi best seller dalam waktu yang
cukup singkat. Lebih dari setengah juta eksemplar buku tersebut laris di
pasaran. Uniknya, tak hanya masyarakat Indonesia
saja yang menyukai novel tersebut, melainkan pula oleh masyarakat negeri Jiran
seperti Brunei , Malaysia dan
Singapura. Bahkan novel Ayat-Ayat Cinta telah dijadikan buku diktat untuk
kuliah Novel Melayu dan Sastera Bandingan, di Faculty of Modern
Languages and Communication, Universiti Putera Malaysia (UPM).
Tampaknya, kehidupan Habiburrahman el Shirazy memang tak bisa lepas dari
karya dan pesantren. Seperti yang diakuinya sendiri, bahwa setiap karyanya
merupakan perpaduan antara sastra dan pesantren. “Rujukan saya adalah karya
para ulama’ terdahulu. Pedoman menulis saya adalah al-Qur’an. Sebab dengan al-Qur’anlah, seseorang akan selamat dan sukses,”
tandasnya. Lantas apa resepnya menulis hingga memiliki karya yang agung
semacam itu? “Menurutnya harus punya niat yang kuat. Dan terus mencurahkan
segala potensi nalar bukan dalam khayalan semata, tetapi harus dibuktikan
dengan torehan tinta pena dengan tiada henti-hantinya menulis, menulis dan
menulis.[5]
C.
Habiburahman El-Shirazy dan Karya-karya sastra
Dalam keluarga Kang Abik sebetulnya, tidak mengalir darah penulis, Namun,
anak pertama pasangan Saerozy - Siti Rodhiyah tersebut suka menulis sejak dibangku
SD tempat kelahirannya. Walaupun Kang Abik bukan turunan darah penulis atau
sastrawan, namun keseriusannya melatih, menulis dan mencurahkan ide tidak
henti-hentinya ia lakukan.
Namun disamping banyaknya penghargaan yang pernah dan terus diraihnya, kang
Abik pernah merasa geli pikiran dan naluri ketulusan batinnya, karena beberapa
percetakan telah membajak hasil karyanya dan tentu meraih keuntungan finansial
tiga kali lipat, bisa dibayangkan harga novel tersebut dijual dengan harga
pasaran Rp. 43.000, namun diloakan ada yang menjualnya hanya dengan Rp. 19.000/
buah.
Kendati demikian, dia membesarkan hati dengan menyatakan bahwa itu
merupakan pertanda bukunya laris manis di pasaran, sehingga layak dibajak,
Itulah ungkapan mahasiswa terhadap karya Kang Abik, saking karena catuh
cintanya pada buku Ayat-Ayat Cinta yang membius jutaan pembacanya baik di tanah
air maupun di luar negeri.
Dampak lain yang harus dihadapi Kang Abik atas meledaknya buku karyanya
adalah stempel Selebriti kepada dirinya.
"Saya ini tetap seperti yang dahulu hidup sederhana, bersahaja dan
optimistis. Tidak ada yang berubah dalam diri Kang Abik. Memang masyarakat
umumnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, bahkan
sampai Malaisya, Berunai dan negeri jiran banyak yang kenal dan tahu dirinya
saya. Kalau saya ingat masa laluku yang penuh lika liku tak ubahnya seperti
lakon novel Ayat-Ayat Cinta yang saya tulis, penuh haru biru banyak
gejolak dan rintangan. Maka, kini saya dan keluarga mestinya harus banyak bersyukur
kepada Allah. Dari royalti yang diterima, bisa menunjukkan dan memberikan makna
bahwa, dengan kata-kata kita mampu mendidik orang lain, dan hal itu bisa
memberikan infestasi bagi banyak orang.[6]
Dia juga mengakui, tuntutan profesi membuat dirinya sering meninggalkan
anak dan istrinya, Acara berkumpul keluarga pun lumayan banyak tersita. Pernah ia
harus ke Kairo dan Malaysia kurang lebih satu bulan. Karena sudah kangen istri,
saya terpaksa menulis surat cinta lewat post. Itulah sebabnya, Kang Abik jika
ada momen penting keluarga, sesibuk apapun menulis, sebisa mungkin ia berusaha
meluangkan waktunya untuk bercengkrarma dengan anak-anak, istri dan keluarga
besamya. Kang Abik suka memandikan dan menggendong si sulung, Muhammad Aneil
Athor. 22 bulan. Ia sadar sekarang dirinya kerap meninggalkan keluarga. Karena
itu, setiap berada di rumah, dia selalu memaksimalkan kontak dengan kedua
anaknya yang masih kecil, Acara memandikan dan menggendong anak tersebut
merupakan bagian dari upaya dekat dengan sang buah hati Muyasarotun Sa'idah,
sang istri yang merupakan bagian dari Ayat-Ayat Cintanya, dinikahi lewat proses
perkenalan yang cukup singkat, "Awalnya hanya dikenalkan adik teman saya
di Cairo, Setelah bertemu sekali langsung saya jatuh cinta, setelah itu kami
datang kerumahnya untuk melamarnya, kemudian menikah," jelas Kang Abik, diamini
sang istri tercinta yang duduk bersandar disampingnya.[7]
Dalam menyusun sebuah novel pembangun jiwa, habiburahman tidak lepas dari
beberapa referensi yang turut mewarnai nalar imajinatif teksnya, referensi
tersebut antara lain adalah :
1.
السنة
و البدعة. Karya Syaikh Yusuf Al-Qardhawi,
Maktabah Syamilah Cairo cet. I. 1999
2.
التذكرة (Peringatan). Karya Imam Syamsuddin Al-Qurthubi, Dar Ibnu
Khaldun, Alexandria, cet. I. 1997
3.
فتاوى
المعاصر (Fatwa-fatwa Kontemporer) Juz II
dan III karya Prof. Dr. Yusuf Al-Qardhawi, Darul Qalam, Cairo cet. 2001
4.
كتاب
الروح. Karya Imam Ibnu Qayuim al-Jauziyah. Darul Fajr. Cairo. cet I. 1999
5.
لماذا
يخافون الإسلام (Kenapa Mereka takut kepada
Islam?). Karya Prof. Dr. Abdul Wadud Syalabi. Darul I’tisham. Cairo. 1999
6.
مكانة
المرأة فى الإسلام (Posisi Wanita dalam Islam). Karya
Prof. Dr. Muhammad Biltaji. Darus Salam. Cairo.
Cet. I. 2000
7.
مناهل
العرفان فى علوم القرأن (Sumber Pengetahuan Ilmu-ilmu
al-Quran). Karya Syaikh Prof. Muhammad Abdul Adhim Az-Zarqani. Muassasah
at-Tarikh al-Arabiy. Beirut. Libanon cet. III. 1991.
8.
نهاية
الزين فى ارشاد المتبدئين (Permata paling indah dalam
membimbing para santri Pemula). Karya Syaikh Muh. Nawawi al-bantani al-Jawi. Syirkah al-Ma’arif Bandung Indonesia.
9.
تحفة العروش أو الزوج
الإسلامي السعيد (Hadiah untuk Pengantin atas
Perkawinan Islami yang Bahagia). Karya, Syaikh Mahmod Mahdi al-Istanbuli. Al-Maktabah al-Islamiyah. Amman.
1410 H.
10. تحفة العريش و العروش (Hadiah
untuk Pengantin lelaki dan Pengantin Perempuan). Karya Muh. Ali Qutb. Darul Anshar. Kairo.[8]
[1]
Habiburahman El-Shirazy, Ayat-ayat
Cinta Sebuah Novel Pembangun Jiwa, (Jakarta :
Republika dan Yayasan Basmalah, 2007), h. 407.
[3]Habiburrahman El-Shirazy, Ketika
Cinta Bertasbih Buku 1 Dwilogi Pembangun Jiwa, (Cet. Ke-14, Jakarta:
Rupublika – Basmalah Rupublika Corner, 2008), h. 480-481.
[5] http.
id.wikipedia.or Habiburrhamanelshirazy, Prahara Itu Telah Berbuah Berkah, diakses tanggal 10 Desember 2010.
[6]Anif Sirsaeba, Fenomena Ayat-Ayat
Cinta. (Jakarta:
Republika. 2007), h. 25
dan http://www.kisah.web.id/tokoh-islam/habiburrahman-el-shirazy.html, diakses 25 Desember
2010.
[7] Sakur, M. Koresponden Li-pas Majalah Risalah NU Artikel, http, Hidup merana dan Sederhana,
Habiburrahman El-Shirazy, diakses tanggal 11 Desember 2010.
[8]
Habiburahman El-Shirazy. op cit., h. 405.
assalamualaikum..boleh minta bab 3-5 nya di share karena bagus sekali
BalasHapus