BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Bahasa Arab
pertama kali dikenal sebagai bahasa orang-orang di Jazirah Semenanjung Arabia,
kemudian setelah datangnya Agama Islam dikenal pula sebagai bahasa agama, sebab
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kaum muslimin itu dituliskan dalam bahasa Arab yang
sangat indah susunan dan rangkaian kalimatnya. [1]
Bahasa Arab juga dikenal sebagai bahasa Ilmu Pengetahuan
sebab begitu banyak ilmu pengetahuan di masa perkembangan Islam yang dituliskan
dalam bahasa ini, lalu ditahapan perkembangan selanjutnya bahasa Arab telah
menjadi bahasa dunia, karena tidak hanya digunakan oleh sekelompok masyarakat Arab
atau pemeluk Islam saja, tetapi telah diakui sebagai bahasa komunikasi di PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Dilihat dari segi penggunaannya maka bahasa Arab
ini terbagi dua yaitu : Bahasa ‘Ammiyah (bahasa yang dipakai untuk
berkomunikasi), berasal dari bahasa daerah di Jazirah Arabiyah tidak terikat
pada tata bahasa. Kedua bahasa fushah yaitu
bahasa Resmi, contohnya bahasa Al-Qur’an . Dalam Al-Qur’an ada
yang dikenal dengan uslub Al-Qur’an. Al-Qur’an tidak hanya memakai
semacam uslub saja dalam menyuruh, melarang dan dalam memberi hak hamba
memilih.[2]
Dari
berbagai macam uslub dalam
Al-Qur’an tersebut, terdapat uslub yang sangat berpengaruh besar
terhadap pengembangan Al-Qur’an pada zaman jahiliyah sebab Al-Qur’an mempunyai uslub
terindah yang bertujuan untuk melemahkan orang yang ingin menentangnya. Oleh karena
itu uslub balaghah sangatlah penting untuk dikaji dan dipahami secara
spesifik.
Ilmu balaghah sebagai salah satu cabang ilmu dalam bahasa
Arab yang mengalami fase
kemunculan, perkembangan, dan seterusnya. Ilmu bahasa Arab yang memiliki tiga
cabang ini, yaitu ilmu ma’ani, bayan, dan badi’, tidaklah ada dari awal dalam
sistematika seperti yang kita kenal sekarang ini. Dahulu, sama sekali tak
dikenal istilah balaghah sebagai sebuah ilmu.
Pengetahuan tentang sisi sejarah
balaghah perlu dipahami agar muncul kesadaran bahwa ilmu ini memang bukan benda
mati yang tidak dapat
diperbaharui. Sebab dengan kesadaran tersebut dapat menjamin perkembangan ilmu ini kearah yang lebih maju, tidak mengalami kemunduran atau
bahkan kepunahan. Kemajuan yang dimaksud meliputi berbagai segi, entah dari
segi pengajarannya yang lebih mudah, cakupan materi yang lebih luas, ataupun
hasil penerapan dari ilmu itu sendiri yang memuaskan, atau bahkan munculnya
ilmu baru dari ilmu yang telah ada.
Atas dasar latar belakang pemikiran tersebut di atas,
maka penulis dalam hal ini akan melakukan pengkajian tentang “ Uslub Al-Qur’an dalam
persfektif Balagatul Qur’an.”
B.
Rumusan
Dan Batasan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang
masalah disebutkan di atas, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam pengkajian
ini adalah : “ Bagaimanakah Uslub Al-Qur’an
dalam Persfektif Balagatul Qur’an ”
Untuk tujuan
sistimatisasi dan penyederhanaan, maka permasalahan pokok tersebut selanjutnya
penulis rumuskan ke dalam sub-sub masalah sebagai berikut :
1.
Apakah Uslub
Al-Qur’an itu ?
2.
Bagaimanakah Uslub
Al-Qur’an dalam Persfektif Balagatul Qur’an ?
3.
Untuk apakah Uslub Al-Qur’an dalam
persfektif balagatul Qur’an ?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis meneliti masalah ini adalah :
a.
Untuk dapat memberikan pemahaman-pemahaman tentang makna Uslub
Al-Qur’an.
b.
Untuk mengetahui Uslub Al-Qur’an dalam
persfektif balagatul Qur’an.
c.
Agar dapat memahami makna Uslub Al-Qur’an dalam persfektif
balagatul Qur’an.
2. Kegunaan Penelitian
Penulis
mengharapkan dari hasil pengkajian ini dapat menambah wawasan pengetahuan bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya tentang Uslub Al-Qur’an
Dalam Persfektif Balagatul Qur’an.
D.
PENGERTIAN JUDUL DAN DEFENISI OPERASIONAL
1.
Pengertian Judul
Untuk mengetahui Uslub
Al-Qur’an dalam Persfektif Qur’an, maka terlebih dahulu penulis akan
mengemukakan pengertian beberapa istilah yang terdapat dalam judul makalah
sebagai berikut :
a.
Uslub adalah Stalistika, atau gaya bahasa serta
keindahan struktur dalam Al-Qur’an
b.
Al-Qur’an[3] adalah Alkitab agama islam yang berisi
kumpulan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, SAW.
2. Defenisi
Operasional
Berdasarkan
beberapa defenisi tersebut diatas, maka dapat dikemukakan defenisi operasional
dari judul makalah ini adalah sebuah kaedah penulisan serta gaya bahasa serta
keindahan struktur dalam tatanan bahasa Al-Qur’an.
[1]
http://library.usu.ac.id/download/fs/Arab-Aminullah3
[2]
M. Hasbi Ash Shiddieqy,Sejarah dan pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir (
Jakarta : Bulan Bintang, 1954), h. 165
[3] Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonoseia, edisi I, ( Cet. I:Jakarta: Prum
Balai Pustaka, 1988),h.34
[4]
Ibid, h.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar